manusia cenderung lebih suka memperbanyak tanaman dengan cara tidak kawin atau vegetatif karena

Di balik hijau dedaunan dan pesona warna-warni bunga, tersimpan rahasia tentang kecenderungan manusia dalam memperbanyak tanaman. Tahukah Anda, manusia ternyata lebih memilih metode vegetatif ketimbang kawin untuk memperbanyak tanaman. Ada cerita menarik di baliknya, loh!

Secara vegetatif, tanaman dapat diperbanyak dengan berbagai cara, mulai dari stek batang, cangkok, tunas liar, hingga menyebar benih dari potongan tanaman induk. Metode ini digemari karena tergolong mudah, cepat, dan bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan orang awam sekalipun. Dari sisi hasil, tanaman yang tumbuh dari perbanyakan vegetatif cenderung memiliki sifat yang identik dengan induknya. Bagi sebagian orang, ini menjadi keuntungan tersendiri.

Daftar Isi

1. Keuntungan Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman secara vegetatif memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan perbanyakan secara generatif atau kawin.

Proses perbanyakan tanaman secara vegetatif berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan generatif. Pada perbanyakan secara vegetatif, tanaman baru dapat tumbuh dalam waktu yang lebih singkat karena tidak perlu menunggu benih tumbuh dan berkembang menjadi tanaman dewasa.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat menghasilkan tanaman yang seragam. Hal ini karena tanaman baru yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya. Sifat-sifat tersebut meliputi warna bunga, bentuk daun, dan ukuran buah.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat digunakan untuk menghasilkan tanaman yang lebih kuat dan tahan terhadap hama dan penyakit. Tanaman yang dihasilkan dari perbanyakan vegetatif memiliki sistem akar yang lebih kuat dan dapat menyerap nutrisi lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang dihasilkan dari perbanyakan generatif.

2. Minim Risiko, Hasil Maksimal

****

Manusia akan cenderung lebih condong bijak menanam tumbuhan dengan metode vegetatif. Ada beberapa alasan di balik pilihan pekebun akan metode ini yang akan membuat mereka lebih mudah dibedakan. Beberapa alasannya akan langsung terbaca dari nama-nama jenis perkembangbiakan vegetatif itu: menumbuh sendiri.

Tumbuh sendiri berarti tidak perlu investasi besar untuk membuat bibit baru. Hal ini tentulah masuk akal ketika kita harapkan panen cepat dan dari skala masal. Pasalnya, pekebun cukup mencari induk tumbuhan yang baik saja untuk dikembangbiakkan secara non-generatif. Pola ini juga berlaku pada pembudidaya yang lebih condong ke tanam-menanam sebagai hobi belaka.

Kemudian, kemelekan dan kecanggihan pekebun ini dalam teknik berkembang biak tumbuhan belum teruji jika taman-taman mereka dituntut untuk menghasilkan produk berkualitas secara massal. Mereka akan cendur main aman dengan hasil yang lebih bisa dipreteli kualitasnya.

Terakhir, tabel hasil perbandingan antara menanam tumbuhan secara vegetatif versus secara generatif juga cukup eksplisit. Di situ juga bisa ditemukan alasan yang lebih rasional agar kita lebih mantap untuk menjatuh pilihan akan arah untuk membuat taman kita. Tabel itu adalah sebagai berikut:

Dampak Reaksi yang Cepat Dampak Reaksi yang Lambat
– Tumbuh Cepat – Tumbuh Lambat
– Membuahkan Hasil Cepat – Membuahkan Hasil Lambat
– Biaya Produksi Terjangkau – Biaya Produksi Mahal
– Waktu Penanaman Yang Singkat – Waktu Penanaman Yang Lama
– Panen Cepat – Panen Lama
– Mudah Dibudidayakan – Susah Dibudidayakan
– Pemeliharaan Mudah – Pemeliharaan Susah
– Produksi Massal – Produksi Terbatas

Mendapatkan mutasi genetika yang diinginkan tanpa perkawinan? Tentu bisa! Salah satu keunggulan utama perbanyakan vegetatif adalah . Artinya, sifat-sifat unggul dari tanaman induk akan diwariskan secara tepat dan stabil kepada tanaman anakan. So, ide perbanyakan tanaman tanpa kawin bisa juga jadi solusi melestarikan identitas tanaman primo.

Misalnya, pohon mangga yang terkenal dengan rasa manisnya yang khas dan memiliki ketahanan terhadap hama. Ketika diperbanyak dengan cara vegetatif, seperti stek atau cangkok, sifat-sifat tersebut akan terjaga pada pohon mangga hasil perbanyakan vegetatif.

Eits, belum selesai sampai di situ! Ketika berniat menghasilkan beberapa varietas tanaman dalam skala besar dan seragam, corak warna tanaman hias, serta memproduksi benih dalam jumlah besar juga bisa jadi alasan lain menjatuhkan pilihan pada perbanyakan vegetatif. Bahkan, sebagian penggiat perbanyakan tanaman percaya, cara ini menjadi solusi dalam menjaga kualitas dan identitas genetis tumbuhan dalam skala komersial. Berikut tabel beberapa perbandingan antara cara vegetatif dengan kawin dalam menjaga sifat turunan :

Perbanyakan Kawin Perbanyakan Vegetatif
Sifat turunan baru muncul dari penggabungan sifat kedua induk Sifat turunan sama dengan sifat tanaman induk
Keberhasilan perbanyakan tergantung pada serbuk sari yang sukses membuahi bunga Keberhasilan perbanyakan tergantung pada keberhasilan pembentukan akar pada bagian vegetatif
Memerlukan waktu yang lebih lama Memerlukan waktu yang lebih singkat
Berpotensi menghasilkan sifat turunan yang lebih beragam Hasil tanaman memiliki sifat turunan yang lebih seragam

Terjaga dalam arti cenderung homogen, alhasil namanya jadi lebih menjanjikan. Namun tentu ada sisi buruknya karena ini dapat mempersempit keleluasaan genetik. Keleluasaan genetik yang sempit bisa membuat tanaman menjadi rentan terhadap penyakit, mempersempit ketahanan tanaman terhadap lingkungan sekitar, dan tidak respon terhadap perubahan iklim.

4. Pertumbuhan Aman Sentosa

Petikan bibit merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif yang paling mudah dan cepat. Petikan bibit dapat dilakukan pada tanaman yang memiliki batang yang kuat, seperti pohon jati, pohon mahoni, dan pohon manga. Pilihlah batang yang sehat dan tidak memiliki penyakit, lalu potonglah batang tersebut menjadi beberapa bagian dengan panjang sekitar 20-30 cm.

Setelah batang dipotong, tancapkanlah ke dalam tanah yang gembur dan beri air secukupnya. Tunggulah beberapa minggu hingga batang tersebut tumbuh tunas-tunas baru, setelah itu baru dipindah tanam. Banyak manfaat dalam tanaman dengan cara vegetatif antara lain : menghilangkan resiko keberadaan gabungan bahan-bahan genetik yang utuh dan terbatasnya jumlah karakter keturunan dalam persilangan seksual. Menghindari tercampurnya sifat alamiah tanaman dengan varietas. Untuk menghasilkan tanaman yang seragam dan memiliki sifat unggul.

Selain petik bibit, ada juga cara perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lain. Yaitu dengan cara stek. Stek merupakan cara perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan batang, daun, atau akar yang ditanam dalam tanah. Stek batang biasanya dilakukan pada tanaman berkayu, seperti pohon jati, pohon mahoni, dan pohon bunga mawar. Pilihlah batang yang sehat dan tidak memiliki penyakit, lalu potonglah batang tersebut menjadi beberapa bagian dengan panjang sekitar 10-15 cm. Tancapkan stek batang tersebut ke dalam tanah yang gembur dan beri air secukupnya. Tunggulah beberapa minggu hingga stek batang tersebut tumbuh akar dan tunas, setelah itu baru dipindah tanam.

Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif juga dapat dilakukan dengan cara cangkok. Cangkok adalah cara perbanyakan tanaman dengan menempelkan jaringan tanaman induk pada batang tanaman lain. Caranya, pilihlah batang tanaman induk yang sehat dan tidak memiliki penyakit. Lalu, buatlah potongan berbentuk huruf T pada batang tersebut. Setelah itu, kupas kulit batang pada potongan tersebut dan tempelkan jaringan tanaman induk pada potongan tersebut. Setelah jaringan menyatu dengan batang, potonglah batang tanaman induk tersebut dan pindahkan tanaman cangkokan tersebut ke pot atau tanah.

5. Pemeliharaan Daring ala Generasi Z

****

Generasi Z dikenal dengan kecintaannya pada teknologi dan media sosial. Tak heran, mereka juga memanfaatkan platform daring untuk memelihara tanaman. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba:

  1. Mencari Referensi di Media Sosial

Temukan akun-akun media sosial yang membahas tentang tanaman dan berkebun. Di sana, kamu bisa mendapatkan informasi tentang jenis tanaman, cara perawatan, hingga tips-tips berkebun.

  1. Berggabung dengan Komunitas Online

Ada banyak komunitas daring yang didedikasikan untuk pecinta tanaman. Di komunitas ini, kamu bisa berbagi pengalaman, bertanya tentang perawatan tanaman, dan mendapatkan inspirasi dari sesama anggota. Beberapa komunitas online terpopuler antara lain:

  • Reddit

  • Facebook Groups

  • Instagram Communities

  1. Menggunakan Aplikasi Berkebun

Sudah banyak aplikasi berkebun yang tersedia di smartphone. Aplikasi-aplikasi ini dapat membantumu melacak pertumbuhan tanaman, mengingatkan jadwal penyiraman, hingga memberikan tips perawatan. Beberapa aplikasi berkebun yang populer antara lain:

  • Plant Nanny

  • Gardener

  • Smart Garden

  1. Mengikuti Kelas Online

Bagi yang ingin mempelajari lebih dalam tentang berkebun, bisa mengikuti kelas online. Kelas online ini biasanya diisi oleh ahli tanaman yang akan mengajarkanmu berbagai hal tentang berkebun mulai dari awal. Beberapa platform yang menawarkan kelas online tentang berkebun antara lain:

  • Coursera

  • Udemy

  • Skillshare

    6. Peningkatan Kualitas Buah yang Memikat

    Salah satu keuntungan besar dari perbanyakan vegetatif adalah peningkatan kualitas buah yang dihasilkan. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara, antara lain:

  • Pemilihan Bibit Unggul: Dengan menggunakan bibit unggul yang berasal dari tanaman induk yang berkualitas baik, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas buah yang dihasilkan oleh tanaman hasil perbanyakan vegetatif.
  • Pemeliharaan yang Optimal: Perawatan tanaman yang optimal, seperti pemupukan yang tepat, penyiraman yang cukup, dan pengendalian hama dan penyakit, akan membantu meningkatkan kualitas buah yang dihasilkan.
  • Pengendalian Ukuran Buah: Dengan mengendalikan ukuran buah, baik secara fisik maupun kimiawi, dapat meningkatkan kualitas buah yang dihasilkan. Buah yang lebih kecil cenderung memiliki kualitas yang lebih baik daripada buah yang lebih besar.
  • Proses Pasca Panen yang Tepat: Penanganan buah setelah panen juga sangat penting untuk menjaga kualitas buah. Proses pasca panen yang tepat, seperti pemilihan buah yang tepat, penyimpanan yang baik, dan pengemasan yang tepat, akan membantu menjaga kualitas buah.

7. Memperkaya Koleksi Tanaman Langka

Dengan sifat tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan ketahanan yang lebih kuat. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para pecinta tanaman. Mereka dapat bereksperimen dengan berbagai teknik vegetatif untuk mendapatkan koleksi tanaman langka yang unik dan menarik.

Adanya teknik kultur jaringan memungkinkan perbanyakan tanaman langka secara massal dengan cepat dan efisien. Teknik ini melibatkan pengambilan jaringan tanaman yang sehat dan kemudian menumbuhkannya dalam media khusus di laboratorium. Dengan cara ini, banyak tanaman langka yang dapat diperbanyak secara cepat dalam waktu yang relatif singkat, dan dapat dimanfaatkan untuk menghijaukan lingkungan atau sebagai objek penelitian.

Vegetatif memungkinkan pelestarian tanaman langka yang terancam punah. Dengan memperbanyak tanaman langka secara vegetatif, kita dapat membantu menjaga spesies tersebut agar tidak punah. Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehingga dapat menjadi sumber daya genetik yang berharga bagi generasi mendatang.

Proses vegetatif dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk pemula. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi mereka yang ingin memperbanyak koleksi tanaman langka namun tidak memiliki keterampilan khusus. Dengan mengikuti petunjuk yang tepat, siapa saja dapat memperbanyak tanaman langka secara vegetatif dengan mudah dan berhasil.

Q&A

Tanya: Eh, tau nggak? Manusia ternyata cenderung lebih suka memperbanyak tanaman dengan cara tidak kawin atau vegetatif. Apa sih alesannya?

Jawab: Wah, menarik juga ya. Ada beberapa alasan kenapa manusia lebih suka memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pertama, cara ini lebih cepat dan mudah. Soalnya, tanaman yang diperbanyak secara vegetatif langsung membesar layaknya tanaman induknya. Beda halnya dengan perbanyakan generatif alias kawin, kita harus menunggu biji-bijinya tumbuh dulu, kan?

Tanya: Oh iya, bener juga. Terus, alasan lainnya apa dong?

Jawab: Alasan kedua, perbanyakan vegetatif menghasilkan tanaman yang identik dengan tanaman induknya. Jadi buat yang mau mempertahankan sifat unggul tanaman induknya, bisa banget pakai metode ini. Misalnya, tanaman yang tahan hama penyakit, atau tanaman yang memiliki kualitas buah yang bagus.

Tanya: Sip, terus ada lagi nggak selain itu?

Jawab: Ada satu lagi alasannya, yaitu dalam dunia komersial, perbanyakan tanaman secara vegetatif juga bisa lebih menguntungkan secara ekonomis. Soalnya petani bisa lebih cepat panen, dan hasil panen bisa lebih seragam secara kualitas.

Tanya: Wah, menarik juga ya alasan-alasannya. Jadi sekarang aku lebih tau kenapa manusia cenderung lebih suka memperbanyak tanaman dengan metode vegetatif. Terima kasih penjelasannya~

Jawab: Sama-sama! Semoga bermanfaat ya!

Akhir Kata

Tangan baju hijau gemas itu dengan lihainya memotong daun muda bunga anggrek. Dengan perlahan, ia menancapkannya ke tanah gembur yang sudah dipersiapkan, lalu menyiramnya dengan air sejuk. Begitulah salah satu kisah tanaman yang diperbanyak secara vegetatif.

Cara perbanyakan tanaman secara vegetatif memang sangat menguntungkan. Tanpa perlu menunggu lama untuk tumbuh besar, tanaman baru sudah bisa langsung terlihat. Inilah yang membuat banyak orang lebih suka memperbanyak tanaman secara vegetatif daripada generatif (dengan kawin).

Oh, ngomong-ngomong, kalau kamu bertanya, “Kenapa tanaman diperbanyak?”, maka vegetatif memberikan banyak keuntungan. Mulai dari pertumbuhannya yang cepat, sifat genetik yang sama dengan tanaman induk, hingga tidak perlu repot mencari pasangan kawin.

Jadi, kalau kamu sedang berpikir untuk memperbanyak tanaman, mungkin kamu bisa mempertimbangkan metode vegetatif. Siapa tahu, kamu bisa jadi petani sukses dengan cara ini. Selamat berkebun!