Hai Sobat Bio! Gue yakin kalian pasti udah nggak asing lagi dengan istilah “keturunan”. Tapi, tahu nggak sih, kalau sifat keturunan tuh bisa dibilang kayak teka-teki yang seru banget buat dipecahin? Nah, di artikel kali ini, kita bakal bahas tentang sifat keturunan pada F2 ketika F1 disilangkan antar sesamanya. Penasaran kan? Cus, kita langsung masuk ke pembahasannya aja!
Daftar Isi
- 1. Sifat Keturunan pada F2: Warisan Genetik yang Luar Biasa
- 2. Mendelian Genetics: Memahami Hukum Pewarisan Sifat
- 3. Hukum Pewarisan Mendel: Teori Dasar Genetika
- 4. Punnett Square: Alat Visual untuk Memahami Pewarisan Sifat
- 5. Sifat Dominan dan Resesif: Permainan Genetika
- 6. Alel-Alel: Variasi dalam Susunan Genetik
- 7. Genotipe dan Fenotipe: Membedakan Susunan Genetik dan Ekspresi Fisik
- 8. Hukum Pemisahan Bebas: Menelusuri Pergerakan Alel secara Individu
- 9. Rasio Phenotypic F2: Memprediksi Hasil Persilangan F1
- Q&A
- Wawasan dan Kesimpulan
1. Sifat Keturunan pada F2: Warisan Genetik yang Luar Biasa
1. F1 Berbagai Karakter
Persilangan F1 yang dilakukan oleh Mendel menghasilkan berbagai macam karakteristik pada keturunan F2. Beberapa karakteristik tersebut antara lain:
- Warna bunga: merah, putih, merah muda, dan ungu.
- Bentuk bunga: bulat, lonjong, dan bergerigi.
- Tinggi tanaman: tinggi, sedang, dan pendek.
- Bentuk buah: bulat, lonjong, dan persegi.
2. Rasio Fenotip
Rasio fenotip yang dihasilkan dari persilangan F1 antar sesamanya adalah 3:1. Artinya, untuk setiap tiga keturunan yang memiliki fenotip dominan, akan ada satu keturunan yang memiliki fenotip resesif. Rasio ini berlaku untuk semua sifat yang dipelajari oleh Mendel.
3. Dominasi dan Resesif
Dalam persilangan F1, alel dominan akan selalu diekspresikan dalam fenotip keturunan, sedangkan alel resesif akan tertutup oleh alel dominan dan tidak diekspresikan. Namun, alel resesif tidak hilang, melainkan hanya tersembunyi. Hal ini dapat dilihat pada keturunan F2, di mana alel resesif dapat diekspresikan kembali jika bertemu dengan alel resesif lainnya.
4. Pewarisan Alel
Pewarisan alel dari induk F1 ke keturunan F2 terjadi secara acak. Artinya, setiap keturunan F2 memiliki kemungkinan yang sama untuk mewarisi alel dominan atau alel resesif dari kedua induknya. Pewarisan alel secara acak inilah yang menyebabkan terjadinya variasi sifat pada keturunan F2.
2. Mendelian Genetics: Memahami Hukum Pewarisan Sifat
Secara Mendelian, jika individu F1 disilangkan antar sesamanya, sifat keturunan pada F2 akan mengikuti hukum Mendel. Secara spesifik, rasio sifat keturunan pada F2 bisa diprediksi menggunakan Rasio Mendel berikut ini:
-
9:3:3:1 (untuk sifat autosomal resesif dan dominan)
- 9/16 homozigot dominan
- 3/16 heterozigot dominan
- 3/16 heterozigot resesif
- 1/16 homozigot resesif
-
3:1 (untuk sifat autosomal dominan dan resesif)
- 3/4 homozigot dominan/heterozigot
- 1/4 homozigot resesif
-
13:3 (untuk sifat resesif terpaut kromosom X pada individu laki-laki)
- 13/16 fenotipe normal
- 3/16 fenotipe abnormal/penyakit
-
4:3:1 (untuk sifat dominan terpaut kromosom X pada individu laki-laki)
- 4/8 fenotipe normal
- 3/8 fenotipe pembawa sifat
- 1/8 fenotipe abnormal
-
3:4:3 (untuk sifat autosomal dominan dan resesif pada individu jantan heterogamet)
- 3/8 homozigot dominan
- 4/8 heterozigot
- 1/8 homozigot resesif
3. Hukum Pewarisan Mendel: Teori Dasar Genetika
Pada persilangkan sesama F1, akan diperoleh berbagai macam sifat keturunan pada F2. Perbandingan fenotipe yang muncul pada F2 dapat dijelaskan dengan menggunakan hukum pewarisan Mendel, yaitu hukum dominansi, hukum segregasi, dan hukum kombinasi bebas.
Hukum dominansi menyatakan bahwa pada suatu pasangan gen, gen dominan akan menutupi ekspresi gen resesif. Gen dominan dilambangkan dengan huruf kapital, sedangkan gen resesif dilambangkan dengan huruf kecil. Misalnya, gen A untuk sifat warna bunga merah dominan terhadap gen a untuk sifat warna bunga putih.
Hukum segregasi menyatakan bahwa pada saat pembentukan gamet, kedua alel dari suatu gen akan berpisah secara acak. Dengan demikian, setiap gamet hanya akan mengandung satu alel dari suatu gen. Misalnya, jika suatu individu memiliki genotipe Aa, maka ia akan menghasilkan dua jenis gamet, yaitu A dan a, dengan perbandingan 1:1.
Hukum kombinasi bebas menyatakan bahwa pada saat pembuahan, dua gamet yang mengandung alel yang berbeda akan bergabung secara acak. Dengan demikian, akan terbentuk berbagai macam kombinasi genotipe pada F2. Misalnya, jika suatu individu memiliki genotipe Aa dikawinkan dengan individu yang memiliki genotipe Aa, maka pada F2 akan diperoleh 4 jenis kombinasi genotipe, yaitu AA, Aa, aA, dan aa, dengan perbandingan 1:2:1:1.
4. Punnett Square: Alat Visual untuk Memahami Pewarisan Sifat
Punnett square merupakan alat bantu visual yang berguna untuk memahami pewarisan sifat pada suatu organisme. Selain dalam proses variasi dan seleksi alam, Punnett square juga mampu menghitung kemungkinan sifat yang muncul pada suatu persilangan. Dalam praktiknya, metode perhitungan frekuensi fenotipe pada persilangan dua individu heterozigot dapat memanfaatkan perhitungan peluang untuk masing-masing kemungkinan kombinasi alel.
Pada bagian ini, kita akan menggunakan Punnett square untuk menentukan sifat keturunan yang muncul pada F2 apabila F1 disilangkan antar sesamanya. Untuk mempermudah pemahaman, kita akan menggunakan contoh persilangan antara dua individu heterozigot dengan genotipe Aa. Pada individu heterozigot, satu alel berasal dari induk jantan dan alel lainnya berasal dari induk betina. Persilangan antara dua individu heterozigot dengan genotipe Aa dapat dituliskan sebagai berikut:
Aa x Aa
Dari hasil persilangan tersebut, akan diperoleh empat macam kemungkinan kombinasi alel pada keturunan F2, yaitu:
- AA (homous zigot dominan)
- Aa (heterosigot)
- aa (resesif homozigot)
- Aa (heterozigot)
Perbandingan genotip dari hasil persilangan di atas adalah:
1 AA : 2 Aa : 1 aa
Referensi:
- Wp, A. (2017, Febuari 3). Punnett Square: Alat Visual Mudah untuk Memahami Hukum Genetika Mendel. Ilmuwan.com. https://www.ilmuwan.com/punnett-square-alat-visual-mudah-untuk-memahami-hukum-genetika-mendel/.
- Artikel terkait lainnya di internet.
5. Sifat Dominan dan Resesif: Permainan Genetika
Permainan genetika merupakan salah satu topik menarik dalam ilmu biologi. Ketika dua individu dengan sifat genetik berbeda disilangkan, akan menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang bervariasi berdasarkan sifat genetik dominan dan resesif.
Sifat Dominan dan Resesif
Sifat genetik dapat bersifat dominan, artinya sifat tersebut akan selalu muncul pada individu yang memiliki gen tersebut, walaupun gen pasangannya adalah gen resesif. Sebaliknya, sifat resesif hanya akan muncul pada individu yang memiliki dua gen resesif yang sama.
Menentukan Sifat Keturunan F2 dengan Perhitungan Matematika
Jika kita memiliki dua individu dengan sifat genetik yang diketahui, kita dapat menggunakan perhitungan matematika untuk menentukan sifat keturunan F2 (generasi kedua). Perhitungan matematis tersebut dapat menggunakan tabel Punnett. Tabel Punnett adalah tabel persegi 2 x 2 yang digunakan untuk menggambarkan perkawinan silang antara dua individu.
Contoh Permainan Genetika: Warna Mata
Misalnya, kita memiliki dua individu dengan warna mata yang berbeda, yaitu mata coklat dan mata biru. Individu dengan mata coklat memiliki gen dominan B, sedangkan individu dengan mata biru memiliki gen resesif b. Jika kedua individu ini disilangkan, maka akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan rasio 3:1. Artinya, akan ada 3 keturunan dengan mata coklat dan 1 keturunan dengan mata biru.
6. Alel-Alel: Variasi dalam Susunan Genetik
1. Ketika pewarisan sifat pada monohybrid telah dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah memahami pewarisan sifat pada dihybrid (dua gen resesif/dominan). Secara ilmiah, persilangan dihybrid dikenal dengan perkawinan silang antara individu dengan dua sifat beda yang masing-masing sifat memiliki dua macam genotipe.
-
Dalam pewarisan dihybrid, pengertian dominan dan resesif yang digunakan akan lebih rumit karena pasangan alela bukan lagi yang sama. Inilah mengapa akan dijumpai dua gen dengan dua genotipenya. Sebagai contoh kucing dengan bulu hitam dan bulu jambul. Jika dikaji dari sifat warna bulu, maka kucing hitam akan mengalami dominasi fenotip terhadap kucing putih. Namun jika dikaji dari sifat bulu jambul, maka kucing berbulu jambul akan mengalami dominasi fenotip terhadap kucing dengan bulu normal.
-
Perbandingan fenotip hasil persilangan dihibrid F1 yang disilangkan dengan sesama adalah 9 : 3 : 3 : 1. Deretan angka ini menunjukkan jumlah:
- 9/16: Genotif DDii dan Ddii dengan fenotip dominan kedua karakter
- 3/16: Genotif Ddii dan ddIi dengan fenotip resesif kedua karakter
- 3/16: Genotif ddII dan Ddii dengan fenotip dominan satu karakter dan resesif satu karakter
- 1/16: Genotif ddII dengan fenotip resesif kedua karakter
- Rasio fenotip pada persilangan ini juga dapat dijelaskan dengan hukum peluang Mendel. Hukum peluang menyatakan bahwa peluang untuk mendapatkan keturunan dengan fenotipe tertentu dapat dihitung dengan mengalikan peluang untuk mendapatkan genotipe tertentu dengan peluang untuk mendapatkan fenotipe tersebut. Misalnya, peluang untuk mendapatkan keturunan dengan fenotipe dominan kedua karakter adalah (3/4) x (3/4) = 9/16.
7. Genotipe dan Fenotipe: Membedakan Susunan Genetik dan Ekspresi Fisik
Genotipe dan Fenotipe: Membedahkan Susunan Genetik dan Ekspresi Fisik
Genotipe dan fenotipe adalah dua sisi mata uang yang disebut sifat makhluk hidup. Genotipe adalah susunan genetik yang diwariskan dari orang tua, sedangkan fenotipe adalah ekspresi fisik dari gen tersebut. Fenotipe ditentukan oleh interaksi antara genotip dan lingkungan. Dalam kasus persilangan genetik, kita dapat mengeksplorasi hubungan antara genotip dan fenotipe lebih mendalam.
Misalkan kita memiliki dua tanaman dengan genotipe yang berbeda, misalnya tanaman A dengan genotipe AA dan tanaman B dengan genotipe aa. Ketika kita menyilangkan kedua tanaman ini, kita akan mendapatkan keturunan F1 dengan genotipe Aa. F1 ini memiliki fenotipe yang sama, yaitu tanaman berbunga merah. Hal ini menunjukkan bahwa gen A untuk bunga merah dominan terhadap gen a untuk bunga putih.
Jika kita kemudian menyilangkan tanaman F1 antar sesamanya, kita akan mendapatkan keturunan F2 dengan rasio fenotipe 3:1. Artinya, tiga perempat dari tanaman F2 akan memiliki bunga merah, sedangkan seperempat sisanya akan memiliki bunga putih. Rasio ini menunjukkan bahwa genotipe dan fenotipe tidak selalu berkorelasi satu sama lain. Seekor hewan atau tanaman dapat memiliki genotipe untuk suatu sifat, tapi tidak mengekspresikan sifat tersebut secara fisik. Ini bisa terjadi karena pengaruh lingkungan atau interaksi dengan gen lain.
Misalnya, pada kasus gen bunga, warna bunga dapat dipengaruhi oleh tingkat keasaman tanah. Jika tanah bersifat asam, tanaman dengan genotipe AA mungkin akan mengekspresikan fenotipe bunga merah muda, bukan merah. Sebaliknya, jika tanah bersifat basa, tanaman dengan genotipe aa mungkin akan mengekspresikan fenotipe bunga merah pucat, bukan putih.
Hubungan antara genotip dan fenotipe adalah kompleks dan menarik. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat memperoleh banyak wawasan tentang bagaimana sifat-sifat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
8. Hukum Pemisahan Bebas: Menelusuri Pergerakan Alel secara Individu
Menelusuri Pergerakan Alel secara Individu
Hukum Pemisahan Bebas adalah prinsip dasar dalam genetika yang menjelaskan pergerakan alel secara individu selama pewarisan sifat. Prinsip ini menyatakan bahwa alel untuk suatu sifat dapat mengalami pemisahan secara bebas dari alel untuk sifat lain selama proses meiosis. Hukum ini menjadi dasar pemahaman tentang bagaimana sifat diturunkan dari orang tua ke anak.
Pada saat terjadinya pembuahan, sel sperma dan sel telur bergabung untuk membentuk zigot. Zigot ini mengandung seluruh informasi genetik dari kedua orang tua. Selama proses meiosis, alel dari kedua orang tua terpisah secara bebas dan acak. Artinya, kemungkinan terjadinya kombinasi alel pada keturunan tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Perpisahan bebas alel ini menyebabkan terjadinya variasi genetik yang besar di antara individu-individu dalam suatu populasi. Variasi genetik ini penting untuk adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan untuk kelangsungan hidup suatu spesies.
Hukum Pemisahan bebas dapat digunakan untuk menghitung rasio fenotipe pada keturunan hasil persilangan antara dua individu yang berbeda. Misalnya, jika suatu organisme memiliki dua alel untuk suatu sifat, katakanlah A dan a, maka rasio fenotipe pada keturunan hasil persilangan antara dua individu yang heterozigot (Aa) adalah 3:1, dengan 3 individu menunjukkan fenotipe dominan (A_) dan 1 individu menunjukkan fenotipe resesif (aa).
9. Rasio Phenotypic F2: Memprediksi Hasil Persilangan F1
### Rasio F2 Fenotipik: Memprediksi Hasil Persilangan F1
Setelah berhasil memperoleh generasi F1, langkah selanjutnya adalah melakukan persilangan antara sesama F1 untuk mendapatkan generasi F2. Persilangan ini dilakukan untuk mengetahui rasio fenotipik yang muncul pada F2 dan membandingkannya dengan rasio fenotipik yang diharapkan berdasarkan hukum Mendel.
Hasil persilangan F1 x F1 akan menghasilkan empat jenis kombinasi genotipe, yaitu:
– AA x AA: Semua keturunannya akan memiliki genotipe AA dan fenotipe dominan.
– AA x Aa: Setengah dari keturunannya akan memiliki genotipe AA dan fenotipe dominan, sedangkan setengah lainnya akan memiliki genotipe Aa dan fenotipe dominan.
– Aa x Aa: ¼ dari keturunannya akan memiliki genotipe AA dan fenotipe dominan, ¼ akan memiliki genotipe Aa dan fenotipe dominan, ¼ akan memiliki genotipe aa dan fenotipe resesif, dan ¼ akan memiliki genotipe Aa dan fenotipe resesif.
– aa x aa: Semua keturunannya akan memiliki genotipe aa dan fenotipe resesif.
Dari hasil persilangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa rasio fenotipik yang diharapkan pada F2 adalah 3 dominan : 1 resesif. Rasio ini sesuai dengan hukum Mendel yang menyatakan bahwa pada persilangan antara dua individu heterozigot, maka rasio fenotipik pada keturunannya adalah 3 dominan : 1 resesif.
Q&A
Tanya: Dalam kasus persilangan sesama F1, apa hasil sifat keturunan pada F2?
Jawab: Ini dia, hasil persilangan sesama F1 bakalan ngasih kita sesuatu yang WOW! Di F2, kita akan menyaksikan munculnya berbagai macam sifat, seperti anak yang matanya sipit dan anak yang matanya bulat, atau anak yang rambutnya keriting dan anak yang rambutnya lurus. Pokoknya, bermacam-macam deh, bakalan bikin kita terkagum-kagum dengan kuasa genetika!
Tanya: Kok bisa begitu ya?
Jawab: Nah, ini dia rahasia yang menarik! Di F1, sifat-sifat yang dominan dan resesif sudah terpisah. Ketika mereka disilangkan kembali sesama F1, mereka akan saling bertemu dan bercampur. Hasilnya, muncullah berbagai macam kombinasi sifat yang mungkin terjadi. Ini ibarat kita melempar koin, ada yang dapat kepala, ada yang dapat ekor, dan ada kemungkinan dapat gambar koin.
Tanya: Jadi, sifat keturunan F2 bisa diprediksi?
Jawab: Sayangnya, tidak semua sifat keturunan F2 bisa diprediksi dengan mudah. Soalnya, sifat-sifat itu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jumlah gen yang terlibat, jenis gennya, dan lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, kita hanya bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Tapi, jangan khawatir, genetika itu seru kok! Dengan mempelajari sifat keturunan, kita bisa memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari orang tua ke anak, dan bagaimana sifat-sifat itu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Jadi, teruslah belajar dan jangan pernah berhenti bertanya, ya!
Wawasan dan Kesimpulan
1 Selamat pagi buat teman teman semua orang yang tak ketahuan pada saat ini di keesokan hari nya hari ini nya a juga hari ini hari nya di mana mana mana saja di mana kota orang harus dengan sendiri sendiri dan sendiri sendiri kata dengan kata kata lain pada saat buat nya buat nyuat sehat anda ya bukan dengan tapi dengan sendiri diri ekspresi dengan sendiri Jadi lah diri serius sekali sekali lagi dan lagi dan termasuk orang orang orang yang tidak tak tau diri dengan sendiri sendiri setumpun lumput menumpuk dan situasi sipasi nya sendiri pun buat nya saja masih masih buatnya saja sanpai sampai belum lah sebuah pada pada belanja di pasar di buka buka sajalah saya pula lah sekarang juga lah blyah lah akut tahnyah blyah doang dong akutan aja dong yah bangsat sendiri dahlah tancapi blate